Jumat, 24 Agustus 2012

Perjalanan Merangkai Bingkai Mimpi

Jumat, 24 Agustus 2012

Pagi-pagi menyiapkan tekad yang bulat untuk keberangkatan menuju kota Pahlawan. Kota yang lama tidak pernah aku kunjungi setelah sekitar 9 tahun semenjak Bapak meninggalkan dunia ini menuju kehadiratNya. Berbekal modal pas-pasan dan petunjuk arah yang diberikan oleh sahabat yang hendak aku kunjungi, aku mulai beranjak dari Rumah dan berpamitan pada Ibu yang sebenarnya berat melihat aku menyambangi kota "Bajul Ijo" itu hanya sendirian. Jujur sejak dulu Ibu selalu protective padaku entah mungkin karena aku anak bungsu dan lelaki satu-satunya dikeluargaku, tapi menurutku apa yang dilakukan Ibu cukup rumit bagiku. Di satu sisi ingin mandiri aku juga sudah dewasa, usiaku sudah melampaui kepala 2, sebentar lagi aku juga mau lulus kuliah (Aamiiin... khusus yang ini masih disensor). Dengan tekad dan jiwa arek-arek Suroboyo yang "bondo nekat" aku berangkat menuju kota Pahlawan dengan menaiki bus antar kota yang alhamdulillah masih ada sisa tempat duduk untukku. Berangkat sekitar jam sepuluh pagi aku sudah pasrah pasti tidak akan sampai mengikuti shalat Jumat, apalagi bus yang kutumpangi berjalan pelan tapi pasti dan sekitar setengah 12 siang bus baru sampai di Terminal Bungurasih. Disana sudah ada sahabat dan saudara bagiku yang menunggu di Musholla sekitar Terminal untuk mengikuti Shalat Jumat. Kami baru pertama bertemu meskipun selama ini kami akrab di dunia maya dan melalui short message service. Kami berjabat tangan dan saling bercerita pribadi kami masing-masing, meskipun baru pertama bertemu tidak ada kecanggungan sama sekali malah kami sangat akrab sekali sampai menceritakan hal-hal yang mungkin sifatnya pribadi. Nama sahabat dan sekaligus saudaraku adalah Pak Syamsul Bahri beliau seorang wirausahawan dan menurutku cukup sukses kami mengenal satu sama lain sejak aku bergabung dalam komunitas apresiator penyanyi Indonesia yang dijuluki "Sang Maestro" yaitu Ebiet G. Ade. Nama komunitasnya adalah EGA Forever dalam komunitas ini berkumpul semua apresiator, penikmat, dan pencinta musik-musik kehidupan, alam, dan sufi yang diciptakan oleh Ebiet G. Ade. Setelah menunaikan shalat Jumat kami kembali ke Terminal untuk mencari bus kota ke arah lokasi yang kan kami tuju. Pada saat itu waktu menunjukkan pukul 12.50 WIB acara kami dimulai pukul 14.00 WIB untuk mengisi waktu kami membeli makan siang terlebih dahulu dari sinilah aku melihat sosok saudara yang sebelumnya tidak aku kenal sama sekali sebelum bergabung di grup EGA Forever pada saat itu Pak Syamsul mentraktir makan. Saya menolak tapi beliau lebih menolak lagi (1). Selanjutnya, kami menaiki bus kota menuju alamat yang akan kami tuju lagi-lagi beliau melakukan hal yang sama aku tidak boleh membayar ongkos bus semakin tidak enak (2). Dan tidak beruntungnya kami sudah mencapai separuh jalan ternyata bus yang kami tumpangi salah, akhirnya kami turun dan mencari bus kota yang menuju arah lokasi tujuan kami. Selang beberapa menit menunggu ada bus kota lewat tanpa ragu kami naiki dan sekali lagi aku dilarang membayar ongkos bus kota oleh saudaraku Pak Syamsul (3).

Perjalanan dalam bus kota........


Pukul 14.15 WIB kami tiba dilokasi ternyata lokasi awal dipindah ke lokasi baru. Sesampainya di lokasi ada rasa sedikit canggung ketika berjabat tangan dengan orang-orang yang menunggu kami. Mereka adalah para apresiator Ebiet G. Ade yang berasal dari seluruh Jawa Timur. Baru pertama kali ikut berkumpul, baru pertama kali bertatap muka, dan saya ternyata paling muda sendiri..... no problemo ada prinsip yang harus ku pegang ketika aku sudah memutuskan untuk memilih satu hal aku akan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya tidak setengah-setengah dalam berprinsip. Aku mulai larut dalam gegap gempita senandung lagu-lagu Sang Maestro yang dimainkan oleh sahabat EGAF Jatim. Aku  mulai akrab dengan satu per satu orang meskipun tidak semuanya. Tapi aku senang , aku bangga, baru kali ini aku menyukai suatu hal sampai rela melakukan apa saja. Tidak hanya mendapat sahabat tetapi saudara mereka sangat baik dan ramah, bahkan ada satu hal yang tertinggal impian bertemu langsung dengan Sang Maestro kemungkinan terwujud. Terimakasih Tuhan... dulu bingkai mimpi itu hanya menjadi bunga tidurku kini mimpi itu ada didepan mata bukan jadi mimpi diatas mimpi lagi. Terimakasih saudaraku meskipun masih baru ikut berkumpul tapi saat bertemu dan saat berpisah sama-sama nikmat khususnya untuk Pak Syamsul terimakasih banyak selama bersama sangat merepotkan.

 
EGA FOREVER is the best!!!
My Community and My Family

I love you all ....
Artikel Terkait

Artikel ini ditulis oleh : Unknown ~ Blogger Pasuruan

Muhammad Arif Taufiq Terimakasih sahabat telah membaca : Perjalanan Merangkai Bingkai Mimpi. Anda bisa menyebarluaskan artikel ini, Asalkan meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya

:: Get this widget ! ::

3 komentar:

  1. Super Mantapppppp................!!!

    BalasHapus
  2. Terimakasih buat Anonim dan mas ku Djagad Alie senang berkenalan dengan sahabat EGAF semua..

    BalasHapus