Tema ini merupakan bagian dari lirik lagu Ebiet G Ade, yang tepat
untuk merangsang nurani tentang hidup dan kehidupan dalam mamahami
berbagai kejadian maupun bencana kondisi alam, sekarang ini.
SETIAP pergantian musim dari kemarau ke musim hujan
berbagai peristiwa alam terjadi, seperti tanah longsor, banjir, pohon
tumbang, dan air pasang yang sangat tinggi. Peristiwa semacam ini hampir
tiap tahun terjadi, meskipun berbagai antisipasi bencana telah
dilakukan oleh setiap daerah yang rawan akan timbulnya bencana. Hingga
kita sendiri mengklaimnya ini cobaan dari Tuhan.
Namun, tidak kita sadari bahwa diri kita ini sebenarnya juga alam
jagat semesta (mikrocosmos) sedangkan alam raya yang kita huni ini
merupakan makrocosmos dalam terminologi dan kasanah yang lain.
Kita semestinya bertanya pada diri kita sendiri, kenapa alam sekarang
ini sudah mulai tidak bersahabat hingga kelanjutan bait berikutnya
dalam syair Bang Ebiet bertanyalah pada rumput yang bergoyang, padahal
secara penalaran maupun logika, jelas tidak mungkin akan terjawab.
Tetapi, jika kita mau masuk sedikit saja, masuk ke dalam terminologi
yang lain tentunya pasti akan ada jawaban.
Instrospeksi ke dalam mencoba kita melihat dan memahami anasir
tentang hidup hingga terjadi kehidupan. Apa yang telah kita lakukan
semestinya tidak melewati rel dalam keempat anasir tersebut. Kita
seharusnya memperlakukan alam sesuai kita memelihara, merawat, serta
melindungi, tidak justru merusak dan menyakiti hingga balasan yang
ditimbulkan berdampak bencana di mana-mana.
Maka, wajar saja jika setiap musim hujan datang kita sibuk dengan
berbagai antisipasi dalam menanggulangi bencana, bahkan anggaran yang
telah kita siapkan saja bisa tidak cukup. Untuk di Kabupaten Wonogiri
menganggarkan dana pada 2013 sebanyak Rp 3,8 miliar, sebenarnya nilai
sebuah nominal uang tidak dapat mengganti kerugian secara keseluruhan,
karena yang diderita bukan hanya materi, namun ada yang lebih dari
sekadar materi termasuk beban psikologi pemulihan mental ketenteraman
dan kenyamanan dalam hidup.
Oleh karena itu, dalam kondisi sekarang ini, mari kita mencoba untuk
dapat kembali memaknai alam, baik dalam skala kecil seperti alam kita
pribadi maupun skala luas dalam jagat raya yang kita huni ini. Kita
kembali bersahabat dengan alam. Membangun dan memupuk rasa kemanusiaan,
kegotong-royongan, dan persaudaraan.
Sumber :
http://www.tubasmedia.com/berita/alam-mulai-enggan-bersahabat/
Artikel Terkait
Artikel ini ditulis oleh : Unknown ~ Blogger Pasuruan
Terimakasih sahabat telah membaca : Alam Mulai Enggan Bersahabat Dengan Kita. Anda bisa menyebarluaskan artikel ini, Asalkan meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar