Senin, 13 Agustus 2012

FOOD ADDITIVE DAN FOOD SUPPLEMENT


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Zat gizi (nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Gizi (nutrisi) adalagh suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimapanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur atau ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh. (Almatsier, 2001)
Zat aditif adalah zat yang biasa ditambahkan kedalam suatu jenis makanan atau minuman, sehingga makanan atau minuman tersebut lebih menarik. Umumnya, zat aditif tidak memiliki nilai gizi. Zat ini berfungsi untuk mengawetkan makanan, menambah rasa dan aroma,dan mempermudah proses pembuatan makanan ataupun minuman.
Pada zaman dulu, teknik pengolahan makanan hanya menggunakan bahan-bahan alami, seperti kunyit, cabe, gula, pandan, dsb. Karena manusia tidak hanya puas dengan bahan alami dalam memenuhi kebutuhan dan peningkatan kualitas hidupnya, maka dibuatlah bahan sintesis. Zat aditif sintesis aman dikonsumsi selama masih dalam ambang batas aman penggunaannya. Batas penggunaan bahan makanan ini, diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/Menkes/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan, berdasarkan ADI (Acceptable Daily Intake), yaitu tidak menimbulkan bahaya jika dikonsumsi oleh manusia dengan dasar perhitungan yaitu perkilogram berat badan. Zat aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam 
makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasatekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilaigizi seperti proteinmineral dan vitamin. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis. Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan.Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet maka sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang sering disebut zat aditif kimia (food additive) (Lovita, 2012). Selain menggunakan food additive dalam bahan pangan sering ditambahkan food supplement untuk menambah nilai gizi dari pangan itu sendiri. Food supplement dapat memberikan gizi dalam jumlah yang memadai bagi mereka yang tidak mengkonsumsi berbagai makanan bergizi. Jika Anda tidak makan berbagai makanan bergizi, beberapa suplemen dapat membantu Anda mendapatkan jumlah nutrisi penting secara memadai. Namun, suplemen tidak dapat mengantikan makanan sehat yang sesungguhnya. Disamping mengkonsumsi makanan suplemen, Anda dianjurkan untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi lainnya. Sehingga diperoleh gizi yang seimbang. (Anonim, 2011)

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahan tambahan makanan food additive ?
2. Apa saja contoh food additive ?
3. Apa yang dimaksud dengan food supplement ?
4. Apa saja contoh food supplement ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari food additive dalam bahan pangan
2. Mengetahui contoh-contoh food additive dalam bahan pangan
3. Mengetahui pengertian dari food supplement dalam bahan pangan
4. Mengetahui contoh-contoh dari food supplement dalam bahan pangan
           




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Food Additive dalam Bahan Pangan
Food Additive atau Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan/campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat, dan pengental. BTP adalah bahan yang tidak dikonsumsi langsung sebagai makanan dan tidak merupakan bahan baku pangan, dan penambahannya ke dalam pangan ditujukan untuk mengubah sifat-sifat makanan seperti bentuk, tekstur, warna, rasa, kekentalan, aroma, untuk mengawetkan atau mempermudah proses pengolahan.                                                                                                   
BTP dikelompokkan berdasarkan tujuan penggunaannya di dalam pangan. Pengelompokan BTP yang diizinkan digunakan adalah:
1.  Pewarna, memperbaiki atau memberi warna pada makanan.
2. Pemanis buatan, menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak/hampir tidak mempunyai nilai gizi.
3. Pengawet, mencegah/menghambat fermentasi, pengasaman/peruraian lain pada makanan yang disebabkan mikroba.
4. Antioksidan, dapat mencegah/menghambat proses oksidasi lemak sehingga mencegah ketengikan.
5. Antikempal, mencegah menggumpalnya makanan yang berupa serbuk seperti tepung atau bubuk.
6. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, memberikan, menambah/mempertegas rasa dan aroma.
7. Pengatur keasaman (pengasam, penetral, dan pendapar), dapat mengasamkan,  menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan.
8. Pemutih dan pematang tepung, mempercepat proses pemutihan dan/pematang tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
9.  Pengemulsi, pemantap dan pengental, membantu terbentuknya dan memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan.
10. Pengeras, memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.
11. Sekuestran, mengikat ion logam yang ada dalam makanan sehingga memantapkan warna, aroma, dan tekstur.
2.2 Contoh-Contoh Food Additive dalam Bahan Pangan
Sifat, Kegunaan dan Keamanan Food Additive :
1.      Pewarna
Penambahan bahan pewarna pada makanan dilakukan untuk beberapa tujuan, yaitu:
• Memberi kesan menarik bagi konsumen
• Menyeragamkan warna makanan
• Menstabilkan warna
• Menutupi perubahan warna selama proses pengolahan
• Mengatasi pembahan warna selama penyimpanan.
Beberapa pewarna terlarang dan berbahaya yang sering ditemukan pada jajanan adalah Metannil Yellow (kuning metanil) yang berwarna kuning, dan Rhodamin B yang berwarna merah. Kedua pewarna ini telah dibuktikan menyebabkan kanker yang gejalanya tidak dapat terlihat langsung setelah dikonsumsi.

2.      Pemanis Buatan
Pemanis buatan sering ditambahkan ke dalam makanan dan minunan sebagai pengganti gula karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pemanis alami (gula), yaitu:
• Rasanya lebih manis
• Membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis
• Tidak mengandung kalori atau mengandung kalori yang jauh lebih rendah sehingga cocok untuk penderita penyakit gula (diabetes)
• Harganya lebih manis.
Pemanis buatan yang paling umum adalah siklamat dan sakarin yang mempunyai tingkat kemanisan masing-masing 30-80 dan 300 kali gula alami, sehingga sering disebut sebagai "biang gula". Menurut Peraturan Menteri Kesehatan sebenarnya siklamat dan sakarin hanya boleh digunakan dalam makanan yang khusus ditujukan untuk orang yang menderita diabetes atau sedang menjalani diet kalori. Amerika dan Jepang bahkan sudah melarang sama sekali penggunaan kedua pemanis tersebut karena terbukti berbahaya bagi kesehatan.

3.      Pengawet
Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan pangan yang mempunyai sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau memperlambat proses fermentasi, pengasaman atau peruraian yang disebabkan oleh mikroba. Tetapi tidak jarang produsen pangan menggunakannya pada makanan yang relatif awet dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan atau memperbaiki tekstur.
Pengawet yang banyak dijual di pasaran dan digunakan untuk mengawetkan berbagai makanan adalah benzoat, yang umumnya terdapat dalam bentuk natrium benzoat atau kalium benzoat yang bersifat lebih mudah larut. Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai makanan dan minuman seperti sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus sambal, jem dan jeli, manisan, kecap, dan lain-lain.
Penggunaan pengawet dalam makanan harus tepat, baik jenis rnaupun dosisnya. Suatu bahan pengawet mungkin efektif untuk mengawetkan makanan tertentu, tetapi tidak efektif untuk mengawetkan makanan lainnya karena makanan mempunyai sifat yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang akan dihambat pertumbuhannya juga berbeda. Beberapa bahan pengawet yang umum digunakan dan jenis makanan serta batas penggunaannya pada makanan diantaranya adalah:
• Benzoat
• Propionat
• Nitrit
• Sorbat
• Sulfit
Pada saat ini masih banyak ditemukan penggunaan bahan pengawet yang dilarang namun digunakan dalam makanan dan berbahaya bagi kesehatan, misalnya boraks dan formalin. Boraks banyak digunakan dalam berbagai makanan seperti bakso, mie basah, pisang molen, lemper, buras, siomay, lontong, ketupat, dan pangsit. Boraks sangat berbahaya bagi kesehatan. Boraks bersifat sebagai antiseptik dan pembunuh kuman, oleh karena itu banyak digunakan sebagai anti jamur, bahan pengawet kayu, dan untuk bahan antiseptik pada kosmetik.
Formalin juga banyak disalahgunakan untuk mengawetkan makanan seperti tahu dan mie basah. Formalin merupakan bahan untuk mengawetkan mayat dan organ tubuh dan sangat berbahaya bagi kesehatan, oleh karena itu formalin merupakan salah satu bahan yang dilarang digunakan sebagai BTP.

4.      Penyedap Rasa dan Aroma, Penguat Rasa
Salah satu penyedap rasa dan aroma adalah vetsin atau bumbu masak, dan terdapat banyak merek di pasaran. Penyedap rasa mengandung senyawa yang disebut monosodium glutamat (MSG). Peranan asam glutamat sangat penting, diantaranya untuk merangsang dan menghantar sinyal-sinyal antar sel otak, dan dapat rnemberikan citarasa pada makanan. Dalam peraturan penggunaan MSG dibatasi secukupnya, yang berarti tidak boleh berlebihan.

2.3 Food Supplement dalam Bahan Pangan
Food Supplement adalahgizi tambahan  yang terkonsentrasi sebagai sumber nutrisi selain dari makanan pokok yang mempunyai efek nutrisi atau fisiologis yang tidak kalah dengan sumber nutrisi alami yang  tujuannya adalah untuk melengkapi diet normal. Food supplement dikonsumsi untuk menjaga kesehatan baik yang dianjurkan oleh pakar kesehatan ataupun anjuran diri pribadi. Food supplement mempunyai fakta yang sangat penting untuk diketahui oleh khalayak terutama mereka yang sangat suka mengambil food supplement untuk menambah asupan gizinya.
Food Supplement dapat memberikan gizi dalam jumlah yang memadai bagi mereka yang tidak mengkonsumsi berbagai makanan bergizi. Jika Anda tidak makan berbagai makanan bergizi, beberapa suplemen dapat membantu Anda mendapatkan jumlah nutrisi penting secara memadai. Namun, suplemen tidak dapat mengantikan makanan sehat yang sesungguhnya. Disamping mengkonsumsi makanan suplemen, Anda dianjurkan untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi lainnya. Sehingga diperoleh gizi yang seimbang.
Food Supplement terdapat dalam berbagai bentuk antara lain tablet tradisional, kapsul, bubuk, serta minuman dan energi bar. Semua produk berlabel food supplement selalu disertai daftar yang berisi fakta isi ( ingredients), jumlah bahan aktif per porsi, dan bahan tambahan lainnya (seperti pengisi, pengikat, dan perasa). Produsen menunjukkan takaran konsumsi, tetapi pakar kesehatan Anda mungkin memutuskan bahwa jumlah yang berbeda adalah lebih sesuai.




2.4 Contoh-Contoh Food Supplement dalam Bahan Pangan
Banyak sekali jenis-jenis makanan suplemen ( food supplement ) yang beredar dipasaran. Seperti supplement Vitamin ( Vitamin supplement ), suplemen mineral ( Mineral supplement) , suplemen asam amino , suplemen enzim, suplemen hormon dan produk-produk kesehatan lainnya. Food supplement saat ini yang paling populer adalah supplement vitamin D, Vit C, Vit E, supplement mineral seperti Calsium dan zat besi, supplement herbal seperti Echinacea dan bawang putih, serta produk khusus seperti Glukosamin, probiotik dan minyak ikan (fish oil).
Bukti ilmiah tentang Food supplement menunjukkan bahwa banyak suplemen makanan ada yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tetapi ada juga suplemen makanan yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan efek samping dan risiko yang tidak dinginkan.  Contoh makanan suplemen yang bermanfaat bagi tubuh:
1.      Kalsium dan vitamin D penting untuk menjaga tulang kuat dan mengurangi keropos tulang;
2.      Asam folat menurunkan risiko cacat lahir tertentu, dan
3.      Asam lemak Omega-3  dari minyak ikan dapat membantu beberapa orang dengan penyakit jantung.
Faktor Keselamatan dan Risiko mengkonsumsi food supplemen patut untuk dipertimbangkan. Banyak suplemen mengandung bahan aktif yang memiliki efek yang kuat dalam tubuh. Selalu waspada terhadap kemungkinan efek samping tak terduga, terutama saat mengambil produk baru. Food Supplement yang paling mungkin menyebabkan efek samping atau bahaya adalah makanan suplemen yang dikonsumsi tanpa melalui resep dokter dan dikonsumsi secara kombinasi dengan obat-obatan lain atau makanan suplemen lainnya. Beberapa suplemen dapat meningkatkan risiko perdarahan atau, jika seseorang mengkonsumsinya sebelum atau setelah operasi, akan mempengaruhi respon seseorang terhadap anestesi. Suplemen makanan juga dapat berinteraksi dengan obat resep tertentu dan menimbulkan masalah.
Berikut adalah beberapa contoh:
1.      Vitamin K dapat mengurangi kemampuan Coumadin ® untuk mencegah darah dari pembekuan.
2.      Suplemen Antioksidan seperti vitamin C dan E, dapat mengurangi efektivitas beberapa jenis kemoterapi kanker.

Perlu diingat bahwa beberapa bahan yang ditemukan dalam suplemen diet juga banyak ditambahkan dalam banyak makanan, termasuk sereal sarapan dan minuman. Akibatnya, Anda mungkin akan mendapatkan zat gizi tertentu lebih dari yang diperlukan oleh tubuh. Hal seperti ini selain tidak ekonomis juga dapat menimbulkan efek samping. Sebagai contoh;
1.      Mendapatkan terlalu banyak vitamin A dapat menyebabkan sakit kepala dan kerusakan hati, mengurangi kekuatan tulang, dan menyebabkan cacat lahir,
2.      Kelebihan zat besi menyebabkan mual dan muntah dan dapat merusak hati dan organ lainnya.
  





DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S, 2001, Prinsip Dasar Ilmu Gizi,Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Anonim, 2011, Makanan Suplemen, http://diajengsurendeng.blogspot.com /2011/10/makanan-suplemen-food-supplement.html, diakses tanggal 7 Juni 2012
Lovita, N, 2012,  Laporan Bahan Zat Adiktif Makanan, http://nialovita.wordpress.com/, diakses tanggal 7 Juni 2012




Artikel Terkait

Artikel ini ditulis oleh : Unknown ~ Blogger Pasuruan

Muhammad Arif Taufiq Terimakasih sahabat telah membaca : FOOD ADDITIVE DAN FOOD SUPPLEMENT. Anda bisa menyebarluaskan artikel ini, Asalkan meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya

:: Get this widget ! ::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar