BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Zat
gizi (nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan. Gizi (nutrisi) adalagh suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absorbsi, transportasi, penyimapanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Pangan adalah istilah umum untuk
semua bahan yang dapat dijadikan makanan. Makanan adalah bahan selain obat yang
mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur atau ikatan kimia yang dapat
diubah menjadi zat gizi oleh tubuh. (Almatsier, 2001)
Zat aditif adalah zat
yang biasa ditambahkan kedalam suatu jenis makanan atau minuman, sehingga
makanan atau minuman tersebut lebih menarik. Umumnya, zat aditif tidak memiliki
nilai gizi. Zat ini berfungsi untuk mengawetkan makanan, menambah rasa dan
aroma,dan mempermudah proses pembuatan makanan ataupun minuman.
Pada zaman dulu, teknik pengolahan makanan hanya menggunakan bahan-bahan alami, seperti kunyit, cabe, gula, pandan, dsb. Karena manusia tidak hanya puas dengan bahan alami dalam memenuhi kebutuhan dan peningkatan kualitas hidupnya, maka dibuatlah bahan sintesis. Zat aditif sintesis aman dikonsumsi selama masih dalam ambang batas aman penggunaannya. Batas penggunaan bahan makanan ini, diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/Menkes/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan, berdasarkan ADI (Acceptable Daily Intake), yaitu tidak menimbulkan bahaya jika dikonsumsi oleh manusia dengan dasar perhitungan yaitu perkilogram berat badan. Zat aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilaigizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis. Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan.Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet maka sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang sering disebut zat aditif kimia (food additive) (Lovita, 2012). Selain menggunakan food additive dalam bahan pangan sering ditambahkan food supplement untuk menambah nilai gizi dari pangan itu sendiri. Food supplement dapat memberikan gizi dalam jumlah yang memadai bagi mereka yang tidak mengkonsumsi berbagai makanan bergizi. Jika Anda tidak makan berbagai makanan bergizi, beberapa suplemen dapat membantu Anda mendapatkan jumlah nutrisi penting secara memadai. Namun, suplemen tidak dapat mengantikan makanan sehat yang sesungguhnya. Disamping mengkonsumsi makanan suplemen, Anda dianjurkan untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi lainnya. Sehingga diperoleh gizi yang seimbang. (Anonim, 2011)
Pada zaman dulu, teknik pengolahan makanan hanya menggunakan bahan-bahan alami, seperti kunyit, cabe, gula, pandan, dsb. Karena manusia tidak hanya puas dengan bahan alami dalam memenuhi kebutuhan dan peningkatan kualitas hidupnya, maka dibuatlah bahan sintesis. Zat aditif sintesis aman dikonsumsi selama masih dalam ambang batas aman penggunaannya. Batas penggunaan bahan makanan ini, diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/Menkes/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan, berdasarkan ADI (Acceptable Daily Intake), yaitu tidak menimbulkan bahaya jika dikonsumsi oleh manusia dengan dasar perhitungan yaitu perkilogram berat badan. Zat aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilaigizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis. Bahan tambahan makanan adalah bahan yang bukan secara alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan.Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet maka sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang sering disebut zat aditif kimia (food additive) (Lovita, 2012). Selain menggunakan food additive dalam bahan pangan sering ditambahkan food supplement untuk menambah nilai gizi dari pangan itu sendiri. Food supplement dapat memberikan gizi dalam jumlah yang memadai bagi mereka yang tidak mengkonsumsi berbagai makanan bergizi. Jika Anda tidak makan berbagai makanan bergizi, beberapa suplemen dapat membantu Anda mendapatkan jumlah nutrisi penting secara memadai. Namun, suplemen tidak dapat mengantikan makanan sehat yang sesungguhnya. Disamping mengkonsumsi makanan suplemen, Anda dianjurkan untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi lainnya. Sehingga diperoleh gizi yang seimbang. (Anonim, 2011)
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud
dengan bahan tambahan makanan food
additive ?
2. Apa saja contoh food additive ?
3. Apa yang dimaksud
dengan food supplement ?
4. Apa saja contoh food supplement ?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian dari food additive dalam
bahan pangan
2. Mengetahui
contoh-contoh food additive dalam
bahan pangan
3. Mengetahui
pengertian dari food supplement dalam
bahan pangan
4. Mengetahui
contoh-contoh dari food supplement
dalam bahan pangan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Food Additive dalam Bahan Pangan
Food
Additive atau Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan/campuran bahan yang
secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan
ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan
pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat, dan pengental. BTP
adalah bahan yang tidak dikonsumsi langsung sebagai makanan dan tidak merupakan
bahan baku pangan, dan penambahannya ke dalam pangan ditujukan untuk mengubah
sifat-sifat makanan seperti bentuk, tekstur, warna, rasa, kekentalan, aroma,
untuk mengawetkan atau mempermudah proses pengolahan.
BTP
dikelompokkan berdasarkan tujuan penggunaannya di dalam pangan. Pengelompokan
BTP yang diizinkan digunakan adalah:
1. Pewarna, memperbaiki atau memberi warna pada
makanan.
2.
Pemanis buatan, menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak/hampir tidak
mempunyai nilai gizi.
3.
Pengawet, mencegah/menghambat fermentasi, pengasaman/peruraian lain pada
makanan yang disebabkan mikroba.
4.
Antioksidan, dapat mencegah/menghambat proses oksidasi lemak sehingga mencegah
ketengikan.
5.
Antikempal, mencegah menggumpalnya makanan yang berupa serbuk seperti tepung
atau bubuk.
6.
Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, memberikan, menambah/mempertegas rasa
dan aroma.
7.
Pengatur keasaman (pengasam, penetral, dan pendapar), dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat
keasaman makanan.
8.
Pemutih dan pematang tepung, mempercepat proses pemutihan dan/pematang tepung
sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
9. Pengemulsi, pemantap dan pengental, membantu
terbentuknya dan memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan.
10.
Pengeras, memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.
11.
Sekuestran, mengikat ion logam yang ada dalam makanan sehingga memantapkan
warna, aroma, dan tekstur.
2.2
Contoh-Contoh Food Additive dalam
Bahan Pangan
Sifat, Kegunaan dan
Keamanan Food Additive :
1.
Pewarna
Penambahan
bahan pewarna pada makanan dilakukan untuk beberapa tujuan, yaitu:
•
Memberi kesan menarik bagi konsumen
•
Menyeragamkan warna makanan
•
Menstabilkan warna
•
Menutupi perubahan warna selama proses pengolahan
•
Mengatasi pembahan warna selama penyimpanan.
Beberapa pewarna terlarang dan berbahaya yang sering
ditemukan pada jajanan adalah Metannil Yellow (kuning metanil) yang berwarna
kuning, dan Rhodamin B yang berwarna merah. Kedua pewarna ini telah dibuktikan
menyebabkan kanker yang gejalanya tidak dapat terlihat langsung setelah
dikonsumsi.
2.
Pemanis Buatan
Pemanis
buatan sering ditambahkan ke dalam makanan dan minunan sebagai pengganti gula
karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pemanis alami (gula), yaitu:
•
Rasanya lebih manis
•
Membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis
• Tidak mengandung kalori atau mengandung kalori
yang jauh lebih rendah sehingga cocok untuk penderita penyakit gula (diabetes)
•
Harganya lebih manis.
Pemanis buatan yang paling umum adalah siklamat dan
sakarin yang mempunyai tingkat kemanisan masing-masing 30-80 dan 300 kali gula
alami, sehingga sering disebut sebagai "biang gula". Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan sebenarnya siklamat dan sakarin hanya boleh
digunakan dalam makanan yang khusus ditujukan untuk orang yang menderita
diabetes atau sedang menjalani diet kalori. Amerika dan Jepang bahkan sudah
melarang sama sekali penggunaan kedua pemanis tersebut karena terbukti
berbahaya bagi kesehatan.
3.
Pengawet
Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan
pangan yang mempunyai sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau
memperlambat proses fermentasi, pengasaman atau peruraian yang disebabkan oleh
mikroba. Tetapi tidak jarang produsen pangan menggunakannya pada makanan yang
relatif awet dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan atau memperbaiki
tekstur.
Pengawet yang banyak dijual di pasaran dan digunakan
untuk mengawetkan berbagai makanan adalah benzoat, yang umumnya terdapat dalam
bentuk natrium benzoat atau kalium benzoat yang bersifat lebih mudah larut.
Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai makanan dan minuman seperti
sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus sambal, jem dan jeli, manisan,
kecap, dan lain-lain.
Penggunaan pengawet dalam makanan harus tepat, baik
jenis rnaupun dosisnya. Suatu bahan pengawet mungkin efektif untuk mengawetkan
makanan tertentu, tetapi tidak efektif untuk mengawetkan makanan lainnya karena
makanan mempunyai sifat yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang akan
dihambat pertumbuhannya juga berbeda. Beberapa bahan pengawet yang umum
digunakan dan jenis makanan serta batas penggunaannya pada makanan diantaranya
adalah:
•
Benzoat
•
Propionat
•
Nitrit
•
Sorbat
•
Sulfit
Pada saat ini masih banyak ditemukan penggunaan
bahan pengawet yang dilarang namun digunakan dalam makanan dan berbahaya bagi
kesehatan, misalnya boraks dan formalin. Boraks banyak digunakan dalam berbagai
makanan seperti bakso, mie basah, pisang molen, lemper, buras, siomay, lontong,
ketupat, dan pangsit. Boraks sangat berbahaya bagi kesehatan. Boraks bersifat
sebagai antiseptik dan pembunuh kuman, oleh karena itu banyak digunakan sebagai
anti jamur, bahan pengawet kayu, dan untuk bahan antiseptik pada kosmetik.
Formalin juga banyak disalahgunakan untuk
mengawetkan makanan seperti tahu dan mie basah. Formalin merupakan bahan untuk
mengawetkan mayat dan organ tubuh dan sangat berbahaya bagi kesehatan, oleh
karena itu formalin merupakan salah satu bahan yang dilarang digunakan sebagai
BTP.
4.
Penyedap Rasa dan Aroma, Penguat Rasa
Salah satu penyedap rasa dan aroma adalah vetsin
atau bumbu masak, dan terdapat banyak merek di pasaran. Penyedap rasa
mengandung senyawa yang disebut monosodium glutamat (MSG). Peranan asam
glutamat sangat penting, diantaranya untuk merangsang dan menghantar
sinyal-sinyal antar sel otak, dan dapat rnemberikan citarasa pada makanan.
Dalam peraturan penggunaan MSG dibatasi secukupnya, yang berarti tidak boleh
berlebihan.
2.3
Food Supplement dalam Bahan Pangan
Food Supplement adalahgizi
tambahan yang terkonsentrasi sebagai
sumber nutrisi selain dari makanan pokok yang mempunyai efek nutrisi atau
fisiologis yang tidak kalah dengan sumber nutrisi alami yang tujuannya adalah untuk melengkapi diet
normal. Food supplement dikonsumsi untuk menjaga kesehatan baik yang dianjurkan
oleh pakar kesehatan ataupun anjuran diri pribadi. Food supplement mempunyai
fakta yang sangat penting untuk diketahui oleh khalayak terutama mereka yang
sangat suka mengambil food supplement untuk menambah asupan gizinya.
Food Supplement
dapat memberikan gizi dalam jumlah yang memadai bagi mereka yang tidak
mengkonsumsi berbagai makanan bergizi. Jika Anda tidak makan berbagai makanan
bergizi, beberapa suplemen dapat membantu Anda mendapatkan jumlah nutrisi
penting secara memadai. Namun, suplemen tidak dapat mengantikan makanan sehat
yang sesungguhnya. Disamping mengkonsumsi makanan suplemen, Anda dianjurkan
untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi lainnya. Sehingga diperoleh gizi yang
seimbang.
Food Supplement
terdapat dalam berbagai bentuk antara lain tablet tradisional, kapsul, bubuk,
serta minuman dan energi bar. Semua produk berlabel food supplement selalu
disertai daftar yang berisi fakta isi ( ingredients), jumlah bahan aktif per
porsi, dan bahan tambahan lainnya (seperti pengisi, pengikat, dan perasa).
Produsen menunjukkan takaran konsumsi, tetapi pakar kesehatan Anda mungkin
memutuskan bahwa jumlah yang berbeda adalah lebih sesuai.
2.4
Contoh-Contoh Food Supplement dalam
Bahan Pangan
Banyak sekali
jenis-jenis makanan suplemen ( food supplement ) yang beredar dipasaran.
Seperti supplement Vitamin ( Vitamin supplement ), suplemen mineral ( Mineral
supplement) , suplemen asam amino , suplemen enzim, suplemen hormon dan
produk-produk kesehatan lainnya. Food supplement saat ini yang paling populer
adalah supplement vitamin D, Vit C, Vit E, supplement mineral seperti Calsium
dan zat besi, supplement herbal seperti Echinacea dan bawang putih, serta
produk khusus seperti Glukosamin, probiotik dan minyak ikan (fish oil).
Bukti ilmiah tentang
Food supplement menunjukkan bahwa banyak suplemen makanan ada yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan tetapi ada juga suplemen makanan yang jika dikonsumsi
secara berlebihan dapat menimbulkan efek samping dan risiko yang tidak
dinginkan. Contoh makanan suplemen yang
bermanfaat bagi tubuh:
1.
Kalsium dan vitamin D penting untuk
menjaga tulang kuat dan mengurangi keropos tulang;
2.
Asam folat menurunkan risiko cacat lahir
tertentu, dan
3.
Asam lemak Omega-3 dari minyak ikan dapat membantu beberapa
orang dengan penyakit jantung.
Faktor Keselamatan dan
Risiko mengkonsumsi food supplemen patut untuk dipertimbangkan. Banyak suplemen
mengandung bahan aktif yang memiliki efek yang kuat dalam tubuh. Selalu waspada
terhadap kemungkinan efek samping tak terduga, terutama saat mengambil produk
baru. Food Supplement yang paling mungkin menyebabkan efek samping atau bahaya
adalah makanan suplemen yang dikonsumsi tanpa melalui resep dokter dan
dikonsumsi secara kombinasi dengan obat-obatan lain atau makanan suplemen
lainnya. Beberapa suplemen dapat meningkatkan risiko perdarahan atau, jika
seseorang mengkonsumsinya sebelum atau setelah operasi, akan mempengaruhi
respon seseorang terhadap anestesi. Suplemen makanan juga dapat berinteraksi
dengan obat resep tertentu dan menimbulkan masalah.
Berikut adalah beberapa contoh:
1.
Vitamin K dapat mengurangi kemampuan
Coumadin ® untuk mencegah darah dari pembekuan.
2.
Suplemen Antioksidan seperti vitamin C
dan E, dapat mengurangi efektivitas beberapa jenis kemoterapi kanker.
Perlu diingat bahwa
beberapa bahan yang ditemukan dalam suplemen diet juga banyak ditambahkan dalam
banyak makanan, termasuk sereal sarapan dan minuman. Akibatnya, Anda mungkin
akan mendapatkan zat gizi tertentu lebih dari yang diperlukan oleh tubuh. Hal
seperti ini selain tidak ekonomis juga dapat menimbulkan efek samping. Sebagai
contoh;
1.
Mendapatkan terlalu banyak vitamin A
dapat menyebabkan sakit kepala dan kerusakan hati, mengurangi kekuatan tulang,
dan menyebabkan cacat lahir,
2.
Kelebihan zat besi menyebabkan mual dan
muntah dan dapat merusak hati dan organ lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Almatsier, S, 2001, Prinsip Dasar Ilmu Gizi,Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Anonim, 2011, Makanan Suplemen, http://diajengsurendeng.blogspot.com /2011/10/makanan-suplemen-food-supplement.html, diakses tanggal 7 Juni 2012
Lovita, N,
2012, Laporan Bahan Zat Adiktif Makanan, http://nialovita.wordpress.com/, diakses
tanggal 7 Juni 2012
Artikel Terkait
Nyanyian Suara Hati
- Fun with Kimia : Antara Kripton dan Superman
- Cinta Terlarang Elektron
- Biodiesel dari Minyak Jelantah
- Bioetanol dari Jagung
- Bioetanol dari Pisang
- Bioetanol dari Singkong
- Logam Transisi
- Teori Asam Basa
- Prinsip Titrasi Asam Basa
- Gas Rumah Kaca Diubah Jadi Bahan Bakar
- Tabel Periodik Unsur Kimia
- Contoh Teknik Karakterisasi
- Gel Metasilikat
- Elemen Kimia Terbaru Diberi Nama Copernicium
- Inovasi Terbaru Menuai Hidrogen dari Air
- Pelarut yang dapat masuk dan keluar dari air
- Reaktor Hidrogen Portabel Untuk Sel Bahan Bakar
- Adakah Obat untuk HIV/AIDS Saat Ini?
- Teori Ikatan Kimia Sebelum Abad 20
- Teori Spektrofotometri Infra Merah
- Praktikum Kimia Analitik III "SPEKTROFOTOMETRI INFRA RED"
- AMDAL
- Reaktivitas Unsur Transisi Nikel
- Contoh Poster Dual Uses Chemical
- Terjadinya Pencemaran Udara dan Penanggulangannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar