Minggu, 30 Desember 2012
Seandainya Bang Rhoma Irama jadi orang nomor 1 di Indonesia
Prediksi seandainya bang haji RHOMA IRAMA jadi PRESIDEN RI, maka :
1. Lembur akan dilarang, karena "BEGADANG" tiada artinya
2. Buat PNS, PP larangan poligami dicabut
3. Akan ada tunjangan istri I, II, III, dan IV
4. Presiden akan sering "BERKELANA", bahkan sampai 3 kali
5. Kredibilitas Indonesia dimata negara donor meningkat dg strategi
"GALI LUBANG TUTUP LUBANG”
6. Penduduk Indonesia tetap "135juta"
7. Kata "prihatin" hilang, berganti "TERLALU”
8. BNN berubah jadi BAM = Badan Anti Mirasantika
9. Diusulkan mjd pahlawan "KESATRIA BERGITAR”
10. TNI berubah kembali jd ABRI = anak buah rhoma irama
11. Tiap upacara bendera diiringi lagu "ANIE”
12. Senam SKJ untuk PNS akan diganti dengan LARI PAGI.
13. NKRI menjadi NKSI (Kesatuan SONETA Indonesia )
Just kidding bang haji :)
Senin, 17 Desember 2012
Jejak langkah yang tertinggal dari Ebiet G. Ade Concert in Bromo
7 Desember 2012 menjadi saksi sejarah yang luar biasa bagiku bagaimana tidak
keinginan melihat langsung konser Sang maestro Ebiet G. Ade akhirnya
terwujud terimakasih semua pihak yang memberikan kesempatan bagi saya
menyaksikan langsung konser alam Ebiet G. Ade di Gunung Bromo . Thanks
EGA Forever Jawa Timur. Beberapa dokumentasi yang bisa saya bagikan dari
konser saat itu
Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Brawijaya Malang
Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Brawijaya atau disingkat HMK-UB
pertama kali didirikan pada tanggal 23 September 1988 dengan nama
himpunan Mahasiswa Jurusan Kimia (HMJ-KIMIA). Pada masa itu kepengurusan
di pegang oleh Wahyu Budi yang merupakan mahasiswa angkatan pertama
dari jurusan kimia yaitu 1987. Saat ini, Ketua Himpunan diamanahkan
kepada Oktawirandy Rajaki yang merupakan Kahim yang ke-24. Keberadaan
Himpunan Mahasiswa Kimia merupakan pelaksanaan dari keputusan Mendikbud No.
080/SK/1990, yang keberadaannya ditujukan untuk menunjang tercapainnya
tujuan pendidikan nasional.
Himpunan Mahasiswa Jurusan merupakan unsur pelaksana kegiatan ekstra kurikuler di tingkat jurusan, mempunyai tugas pokok merencanakan dan melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler yang bersifat penalaran dan keilmuan yang berkaitan dengan program studi jurusan. Setelah digodok oleh lingkungan dan pengalaman, maka sampailah HMK-UB pada kepengurusan periode 2010-2011. Dimana pada saat ini kita mulai mempunyai format organisasi yang relatif mapan baik berupa aturan-aturan tentang tata kerja, visi aktivitas yang mulai terlihat.
HMK-UB sebagai sebuah wadah dan sarana dalam pengembangan potensi dan aktualisasi diri serta wadah dan sarana pengembangan prestasi dan sarana komunikasi antar anggota. Inilah manfaat paling ideal dari HMK-UB. Berangkat dari kondisi lingkungan dan pengalaman maka pengurus baru yang dibentuk pada musyawarah anggota pertama menetapkan beberapa kebijaksanaan sesuai Garis-garis Besar Program Kerja (GBPK) diantaranya :
1.Tentang keorganisasian, dikaji dan diuji tentang struktural HMJ, tentang kuantitas pengurus, pemantapan fungsi dan tugas masing-masing departemen
2. Tentang hubungan fungsional, dilakukan pendekatan dengan pihak jurusan
3. Tentang visi keprofesian dikaji dan diuji melalui bentuk-bentuk aktivitas
Himpunan Mahasiswa Jurusan merupakan unsur pelaksana kegiatan ekstra kurikuler di tingkat jurusan, mempunyai tugas pokok merencanakan dan melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler yang bersifat penalaran dan keilmuan yang berkaitan dengan program studi jurusan. Setelah digodok oleh lingkungan dan pengalaman, maka sampailah HMK-UB pada kepengurusan periode 2010-2011. Dimana pada saat ini kita mulai mempunyai format organisasi yang relatif mapan baik berupa aturan-aturan tentang tata kerja, visi aktivitas yang mulai terlihat.
HMK-UB sebagai sebuah wadah dan sarana dalam pengembangan potensi dan aktualisasi diri serta wadah dan sarana pengembangan prestasi dan sarana komunikasi antar anggota. Inilah manfaat paling ideal dari HMK-UB. Berangkat dari kondisi lingkungan dan pengalaman maka pengurus baru yang dibentuk pada musyawarah anggota pertama menetapkan beberapa kebijaksanaan sesuai Garis-garis Besar Program Kerja (GBPK) diantaranya :
1.Tentang keorganisasian, dikaji dan diuji tentang struktural HMJ, tentang kuantitas pengurus, pemantapan fungsi dan tugas masing-masing departemen
2. Tentang hubungan fungsional, dilakukan pendekatan dengan pihak jurusan
3. Tentang visi keprofesian dikaji dan diuji melalui bentuk-bentuk aktivitas
Minggu, 16 Desember 2012
Masjid Agung Al Anwar (Masjid Jami') Pasuruan
Masjid
yang berdiri megah di depan alun-alun Kota Pasuruan ini merupakan
bangunan bersejarah yang dibangun lebih dari lima abad yang lalu oleh
Mbah Slagah seorang tokoh pejuang Islam di pasuruan. Bangunan seluas
3000 m2 yang di bangun diatas tanah yang seluas 3600 m ini bercorak
Timur Tengah dan modern.
Masjid yang telah beberapa kali mengalami pemugaran ini tetap konsisten menjaga gaya arsitkturnya yang khas serta kaya dengan detail-detail menarik. Bentuk ornamennya adalah kaligrafi Arab dalam bentuk-geometris, hampir semua ornamen di dinding asli sejak saat didirikannya.
Masjid yang telah beberapa kali mengalami pemugaran ini tetap konsisten menjaga gaya arsitkturnya yang khas serta kaya dengan detail-detail menarik. Bentuk ornamennya adalah kaligrafi Arab dalam bentuk-geometris, hampir semua ornamen di dinding asli sejak saat didirikannya.
Masjid Agung Al Anwar saat ini menjadi salah satu pusat kegiatan keagamaan umat Islam di kota pasuruan. Setiap malam rabu di masjid ini diadakan kegiatan pengajian rutin.
Di bagian belakang masjid terdapat makam ulama dan tokoh-tokoh penting, antara lain makam Adipati Nitiadiningrat serta makam KH. Abdul Hamid seorang tokoh pendiri Pondok Pesantren Salafiyah yang mempunyai kharisma cukup besar. Itulah sebabnya masjid ini menjadi salah satu tujuan bagi para peziarah yang datang dari berbagai daerah, bahkan saat ini tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata religi bagi para peziarah yang melakukan perjalanan ke makam Wali Songo.
(sumber: Dinas Infokom & komunikasi Kota Pasuruan)
MELURUSKAN MENARA MASJID yang MIRING
Masjid jami’ al-Anwar adalah pusat peribadatan terbesar di Kota Pasuruan. Hal ini dapat ditinjau dari banyaknya masyarakat yang suka beri’tikaf, shalat jamaah dan ibadah yang lainya, yang mana memang setiap hari tidak pernah pasang surut di dalamnya. Ditambah lagi dibelakang masjid jami’ al-Anwar ini terdapat makam para Auliya’illah Pasuruan di antaranya adalah: KH. Mas. Imam Bin Thohir, KH. Abdul Hamid, al-Habib Ja’far Bin Syaikhon as-Segaf (guru Kyai Hamid), dan banyak lagi para Auliya’ yang lain di sana. Hubungan Masjid Jami’ al-Amwar dengan para Auliya’ yang dimakamkan dibelakangnya tersebut sangatlah kental, dan kalau berbicara masalah Auliya’ dan Masjid Jami’ al-Anwar, tidak lengkap rasanya kalau kita tidak berbicara tentang sejarah yang bersangkutan dengan masjid ataupun seseorang yang berpengaruh dalam sejarah berdirinya masjid tersebut.
Sebut saja nama Kyai Hamid, memang pada zamannya (zaman Kyai Hamid) seluruh masalah yang ada selalu dirujukkan kepada beliau. Dahulu, waktu proses pembangunan masjid kebanggaan umat Pasuruan, para takmir masjid juga punya rencana ingin membangun menara. Setelah musyawarah akhirnya tempat yang cocok dibuat menara sudah diputuskan yakni disebelah selatan masjid, dalam musyawarah tersebut ada seseorang yang mengusulkan agar memeriksakan tanah yang akan dibangun itu ke laboratorium di Surabaya terlebih dahulu, hal ini ditujukan agar dapat diketahui apakah tanah itu dapat menahan goncangan ketika ada gempa atau tidak.
Penggalian pondasi yang pertamapun dilakukan, dan ketua takmir pada waktu itu mengambil segenggam tanah dan ditaruh didalam tas kresek. Setelah itu tak lama kemudian tas kresek yang berisi tanah tersebut langsung dibawa ke Surabaya. Ketika sampai di tempat yang dituju, tas kresek yang berisi tanah itu langsung diberikan kepada para ilmuan disitu dan ternyata hasilnya nihil serta tidak dapat dideteksi karena takmir masjid Pasuruan kurang tahu tentang masalah tanah yang akan diperiksakan itu. Tanah yang dibawa tadi sudah terkena udara atau tercampur dengan suatu benda atau zat-zat yang lainya sehingga tidak bisa diperiksa. Sedangkan tanah yang dibawa oleh ketua takmir masjid jami’ al-Anwar ini hanya dibungkus tas kresek, dan pastinya tanah yang dibawa itu juga telah tercampur dengan udara luar atau sudah tidak steril lagi.
Akhirnya ketua takmir pulang dan menceritakan hal yang terjadi kepada seluruh takmir yang lainnya. Musyawarah yang keduapun dilakukan, dan pokok pembahasannya kali ini adalah, apakah pembangunan terus dilakukan ditempat itu atau dipindah pada tempat yang lainnya. Tak lama kemudian, sudah ada keputusan bersama bahwasannya pembangunan tetap dilakukan di tempat tersebut.
Esok harinya pembangunan menara masjid jami’ al-Anwar sudah mulai digarap dan selesai dengan batas hari yang telah ditentukan. Rampungnya pembuatan menara tersebut ternyata masih menyisakan sedikit kecemasan dalam hati para takmir, para takmir masih kuatir akan kekokohan menara tersebut. Alhasil, keesokan harinya salah seorang takmir melihat menara masjid jami’ itu seperti doyong (miring) ke arah selatan. Melihat itu semua para pengurus takmir masjid langsung bermusyawarah kembali untuk mengambil kesepakatan apakah menaranya dibongkar atau tidak. Di sepanjang jalannya musyawarah ternyata banyak kesimpang siuran pendapat yang mengakibatkan mengalami kebuntuan dalam menemukan jawaban dan pada akhirnya setelah musyawarah usai hasilnya tetaplah nihil.
Keesokan harinya ketua ta’mr masjid jami’ melihat menara masjid kembali, dan ternyata kecondongan menara itu bertambah, kecemasanpun semakin bertambah. Ketika ketua takmir itu merenungkan masalah, ada seorang takmir yang memberikan solusi, “bagaimana kalau kita sowan ke Kyai Hamid barangkali diberi solusi yang tepat sama beliau”. Tanpa pikir panjang akhirnya kedua takmir itupun langsung bergegas menuju kediaman Kyai Hamid yang lokasinya tak begitu jauh dari masjid. Ketika bertemu dengan Kyai Hamid kedua takmir itu mencurahkan segala kegundahan mereka terkait dengan masalah menara masjid jami’. Akhirnya Kyaipun menyuruh mereka berdua pulang sembari berkata, “wes sampean moleo engkok tak dunga’no”(ya sudah anda berdua saya do’akan, ujar beliau.
Setelah takmir masjid Jami’ al-Anwar itu sowan ke Kyia Hamid, keesokan harinya terjadi gempa bumi yang kurang lebih selama 3 menit. Semua masyarakat bertambah panik, mereka semua takut akan menara yang sudah miring itu jadi roboh menimpa rumah penduduk, akan tetapi setelah gempa tersebut apa yang terjadi, bukannya menara yang roboh melaikan menara masjid Jami’ yang tepat berada di jantung kota Pasuruan tersebut menjadi lurus seketika. Pakah ini berkat do’a romo Kyai Hamid? Wallohu a’lam… (zen)
Sumber: Gus Ali Ahmad Sahal
http://salafiyah.org/
Sejarah perkembangan perkeretaapian di PASURUAN
Halaman Stasiun Pasuruan (sekitar tahun 1934) |
Pemerintah Hindia Belanda memberikan konsesi kepada perusahaan kereta
api swasta Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (PsSM) pada tahun 1893.
PsSM mendapat konsesi untuk membangun jalan rel di kota Pasuruan dan
sekitarnya hingga ke Wonorejo. Pada tahun 1896 - 1912, PsSM telah
berhasil membangun jalan rel dengan total panjang 32 km. Saat itu rute
ini dianggap sangat penting karena di Umbulan terdapat sumber air yang
sangat besar dan perkebunan tembakau.PsSM mendatangkan 1 lokomotif C25
dari pabrik Hanomag (Jerman),10 lokomotif B16 didatangkan pada tahun
1896 - 1900 dari pabrik Hohenzollern (Jerman).
Tram dengan lokomotif uap ini memudahkan masyarakat dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Pada saat itu, kehadiran tram dengan cepat
mendapat sambutan baik dari masyarakat yang sebagian besar masih
memanfaatkan transportasi tradisional, seperti kuda atau pedati. Di
samping harga tarifnya yang cukup terjangkau, tram dianggap lebih cepat
dibanding alat transportasi darat apapun saat itu.
Selain digunakan untuk menarik kereta penumpang, lokomotif ini juga
digunakan untuk menarik gerbong barang yang berisi hasil bumi untuk
diangkut ke pelabuhan,selain itu Tram ini digunakan untuk angkutan
penumpang dan barang/hasil bumi. Tram dengan lokomotif uap ini digunakan
untuk menarik rangkaian gerbong barang yang berisi gula.
Pada 16 Mei 1878 Jalur Kereta oleh Staatsspoor-en Tramwegen in Nederlandsch-Indië (Kereta Api Negara) dibuka antara Surabaya dan Pasuruan |
Stasiun Kereta Api Warungdowo. Jalur kereta api dari Stasiun Kereta Api Warungdowo-Purwosari dan Warungdowo-Ngempit di buat pada tahun 1933 |
jalur trayek & stasiun/haltenya
WONOREJO-WARUNGDOWO
0 Wonorejo
2 Kluwut 2
4 Arengareng
5 Pacarkling
7 Kurung
8 Gambiran
10 Wangkalklojen
11 Warungdowo
PASURUAN-WINONGAN
0 Pasuruan
0.3 Pasuruanchinesekamp (halte)
9.7 Pasuruanalunalun (halte)
1.4 Pasuruanbui (halte)
3.2 Kebonagung 2 (halte)
4.2 Rogoitan (halte)
4.8 Pohjentrek(halte)
6.3 Pleret (halte)
6.2 Warungdowo (halte)X
7.3 Pengkol 2 (halte)
8.3 Pengkolwesel (halte)
9.3 Ranggeh (halte)
9.8 Gayam 2 H (halte)
11 Wonosalam (halte)
13 Tenggilis (halte)
14 Klatek (halte)
15 Penataan (halte)
17 Winongan (halte)
Winongan |
ngempit |
waroengdowo |
Map Of ALKMAAR (Purwosari) |
Alkmaar, now Purwosari.. 1914 |
Sumber:
http://www.facebook.com/pages/PsSM-Pasoeroean-Stoomtram-Maatschappij/
http://www.facebook.com/Warung.Kopi.Pasuruan/
http://maps.kit.nl/
http://semboyan35.com/showthread.php?pid=164080
http://www.semboyan35.com/printthread.php?tid=1603&page=2
Permainan tempo doeloe (dolanan djaman mbijen)
Permainan tempo
doeloe merupakan permainan Tradisional yang merupakan warisan turun temurun, ini merupakan Aset Budaya Bangsa yang harus di lestarikan
dan di kembangkan seiring kemajuan zaman. Kita mungkin sudah melupakan maupun tidak
mengajarkan kepada generasi penerus ini, namun seiring kemajuan teknologi
memang saat ini anak-anak cenderung bermain dengan permainan elektronik dan
internet, apalagi sekarang maraknya jejaring sosial dan BBM yang tidak menutup
kemungkinan seusia anak-anak sudah menikmatinya.
“Bangsa yang
besar adalah bangsa yang menjungjung tinggi nilai-nilai Sejarah dan Budayanya”
artinya kita jangan begitu saja melupakan sejarah dan budaya yang pernah ada di negeri yang kita cintai ini.
Banyak
sekali permainan tradisional yang mungkin selama ini terlewatkan begitu
saja seperti Main Kelereng, Petak Umpet, Bekel, Benteng-bentengan, Gobak
Sodor, Main Engklek, Boi-boian dll, Semoga dengan hadirnya artikel ini
kita bisa mengenang dan mengingat masa
kecil dulu dan dapat mewariskan kepada generasi penerus kita.
Berikut
adalah beberapa permainan tempo
doeloe (dolanan jaman mbiyen) yang ada disekitar kita:
◙ Main Kelereng / Gundu
Kelereng (atau dalam bahasa Jawa disebut nèkeran) adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate. Kelereng adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca atau tanah liat. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam, umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung.
Orang Betawi menyebut kelereng dengan nama gundu. Orang Jawa, neker. Di Sunda, kaleci. Palembang, ekar, di Banjar, kleker dan di bagian Riau Pesisir disebut permainan Guli.
Kelereng (atau dalam bahasa Jawa disebut nèkeran) adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate. Kelereng adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca atau tanah liat. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam, umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung.
Orang Betawi menyebut kelereng dengan nama gundu. Orang Jawa, neker. Di Sunda, kaleci. Palembang, ekar, di Banjar, kleker dan di bagian Riau Pesisir disebut permainan Guli.
Permainan Gundu atau Klereng bisa di
mainkan di mana saja, tanpa ada lapangan yang khusus, tapi ada beberapa
gaya dalam permainan ini antara lain :
1. Poces
2. Lubang
Poces
Beberapa pemain masing-masing sudah mempersiapkan gundu/Klereng sebanyak-banyaknya, karena dalam permainan ini mereka bertaruh atau memakai cara membayar dengan Gundu/ klereng juga. Tergantung kesepakatan para pema-in.
Cara bermain : Mereka membuat bunderan / lingkaran kecil untuk menyimpan gundu/kle –reng . bunderan / lingkaran biasanya di buat memakai kapur tulis , arang atau apa saja yang bisa terlihat.
Para pemain mengumpulkan gundu/ klereng di dalam Bunderan/ lingkaran terse-but. Kalau kesepakatan memasang 5 buah gundu/ klereng maka semuanya mema-sang 5 buah gundu/ klereng. Kalau pemain jumlah 3 orang , maka Gundu/ klereng di dalam kotak itu ada 15 buah. jadi lingkarannya agak besar.
Para pemain melempar gundu/ klereng di garis Pidi. Jarak garis Pidi ke lingkaran yang ada kelrengnya/ gundu panjangnya 1 meter.
Para pemain berusaha mengenai gundu/klereng yang ada di dalam lingkaran tersebut. Kalau kena, lalu gundu/ klereng yang tergeser ke luar lingkaran maka gundu/ klereng itu sudah menjadi milik pemain. Kemudian yang jalan terlebih dahulu , ialah yang paling dekat dengan lingkaran. Kalau gundu/ klereng sudah kabis di dapatkan pemain yang pertama, maka pemain itu di anggap memang, lalu mematikan gundu para gocoannya. Antiknya permainan ini, kalau pemenang gundu/klereng yang sudah menghabiskan yang ada di lingkaran, kemudian gacoannya di kalahkan oleh peserta yang lain (peserta yang belum mati) maka semua gundu/ klereng pasangan tadi milik orang yang mengalahkannya.
Lubang
Para pemain membuat lubang kecil, untuk memasukan gundu/klereng ke dalamnya, jaraknya 1 meter dari garis pidi.
Yang pertama jalan ialah yang kelereng / gundu masuk lubang atau yang lebih dekat dengan lubang.
Cara bermain : Yang jalan lebih dulu ialah di lihat/di ukur gundu/klereng yang dekat dengan lubang. Pertama memasukan gundu/klereng ke lubang, kalau masuk maka dia boleh menembak gundu musuh-musuhnya. Kalau yang jalan pertama tidak dapat memasukan kelereng ke dalam lubang, maka di lanjutkan dengan pemain ke dua, yaitu yang terdekat ke dua dari lubang. Pemenangnya adalah mereka yang mendapatkan gundu lebih banyak, yaitu mematikan lawan-lawannya dengan cara mengenai sasaran gundu/klerengnya ke gundu.klereng lawan.
1. Poces
2. Lubang
Poces
Beberapa pemain masing-masing sudah mempersiapkan gundu/Klereng sebanyak-banyaknya, karena dalam permainan ini mereka bertaruh atau memakai cara membayar dengan Gundu/ klereng juga. Tergantung kesepakatan para pema-in.
Cara bermain : Mereka membuat bunderan / lingkaran kecil untuk menyimpan gundu/kle –reng . bunderan / lingkaran biasanya di buat memakai kapur tulis , arang atau apa saja yang bisa terlihat.
Para pemain mengumpulkan gundu/ klereng di dalam Bunderan/ lingkaran terse-but. Kalau kesepakatan memasang 5 buah gundu/ klereng maka semuanya mema-sang 5 buah gundu/ klereng. Kalau pemain jumlah 3 orang , maka Gundu/ klereng di dalam kotak itu ada 15 buah. jadi lingkarannya agak besar.
Para pemain melempar gundu/ klereng di garis Pidi. Jarak garis Pidi ke lingkaran yang ada kelrengnya/ gundu panjangnya 1 meter.
Para pemain berusaha mengenai gundu/klereng yang ada di dalam lingkaran tersebut. Kalau kena, lalu gundu/ klereng yang tergeser ke luar lingkaran maka gundu/ klereng itu sudah menjadi milik pemain. Kemudian yang jalan terlebih dahulu , ialah yang paling dekat dengan lingkaran. Kalau gundu/ klereng sudah kabis di dapatkan pemain yang pertama, maka pemain itu di anggap memang, lalu mematikan gundu para gocoannya. Antiknya permainan ini, kalau pemenang gundu/klereng yang sudah menghabiskan yang ada di lingkaran, kemudian gacoannya di kalahkan oleh peserta yang lain (peserta yang belum mati) maka semua gundu/ klereng pasangan tadi milik orang yang mengalahkannya.
Lubang
Para pemain membuat lubang kecil, untuk memasukan gundu/klereng ke dalamnya, jaraknya 1 meter dari garis pidi.
Yang pertama jalan ialah yang kelereng / gundu masuk lubang atau yang lebih dekat dengan lubang.
Cara bermain : Yang jalan lebih dulu ialah di lihat/di ukur gundu/klereng yang dekat dengan lubang. Pertama memasukan gundu/klereng ke lubang, kalau masuk maka dia boleh menembak gundu musuh-musuhnya. Kalau yang jalan pertama tidak dapat memasukan kelereng ke dalam lubang, maka di lanjutkan dengan pemain ke dua, yaitu yang terdekat ke dua dari lubang. Pemenangnya adalah mereka yang mendapatkan gundu lebih banyak, yaitu mematikan lawan-lawannya dengan cara mengenai sasaran gundu/klerengnya ke gundu.klereng lawan.
◙ Permainan Petak Umpet
Petak umpet atau dalam bahasa Inggris Hide and Seek adalah salah satu permainan tradisional anak-anak yang sudah sangat terkenal. Selain di Indonesia permainan ini juga sangat digemari oleh anak-anak diluar negeri. Untuk memainkan permainan ini, kita membutuhkan banyak orang minimal 4 atau 5 orang. Permainan ini sangat populer dibanding permainan tradisional yang lain karena permainan ini sangat mengasikan dan juga banyak manfaatnya.
Petak umpet atau dalam bahasa Inggris Hide and Seek adalah salah satu permainan tradisional anak-anak yang sudah sangat terkenal. Selain di Indonesia permainan ini juga sangat digemari oleh anak-anak diluar negeri. Untuk memainkan permainan ini, kita membutuhkan banyak orang minimal 4 atau 5 orang. Permainan ini sangat populer dibanding permainan tradisional yang lain karena permainan ini sangat mengasikan dan juga banyak manfaatnya.
Cara bermain petak umpet .
Permainan dilakukan dihalaman atau lapangan dengan menyiapkan tiang sebagai penunggu / penjaga . Lalu mengundi para peserta pemainnya dengan cara menunjuk siapa yang menjadi penjaga Tiang. Salah satu murid biasanya langsung di tunjuk untuk menjadi penjaga tiang, maka yang lainnya bersembunyi, atau ngumpet. Penjaga menunggu tiang, sambil memejamkan mata, menunggu aba-aba dari yang mengumpet/ bersembunyi. Setelah terdengar kode dari yang sembunyi, maka penjaga mencari ke tempat-tempat persembunyian. Apa bila penjaga menemui yang bersembunyi, maka mereka lari ke arah tiang, saling mendahului. Apa bila yang bersembunyi paling dulu menyentuh tiang, maka yang jaga tetap dia, tapi kalau tiang itu di pegang/ sentuh oleh yang jaga, maka yang bersembunyi yang menjaga tiang. Begitu seterusnya.
◙ Bekel
Permainan menggunakan bola karet kecil dan lima buah ‘bekel’ . Ada lima tahap dilalui yaitu, tahap pertama sambil duduk , bola dilemparkan kira-kira setinggi kepala, selama bola di udara bekel diambil satu-satu, lalu diambil dua-dua, sampai lima limanya diambil. Tahap kedua: ‘pit’, Ketiga: ‘ro’, Keempat ‘klat’, kelima ’s’. Maksud saya disini, bekel harus diubah menurut posisi menurut urutan. Tahap keenam , Naspel. Waktu ‘naspel’, bekel diubah posisi seperti tadi hanya saja pemain tidak boleh terlihat gigi. Bila gagal, ganti pemain lain.
Permainan menggunakan bola karet kecil dan lima buah ‘bekel’ . Ada lima tahap dilalui yaitu, tahap pertama sambil duduk , bola dilemparkan kira-kira setinggi kepala, selama bola di udara bekel diambil satu-satu, lalu diambil dua-dua, sampai lima limanya diambil. Tahap kedua: ‘pit’, Ketiga: ‘ro’, Keempat ‘klat’, kelima ’s’. Maksud saya disini, bekel harus diubah menurut posisi menurut urutan. Tahap keenam , Naspel. Waktu ‘naspel’, bekel diubah posisi seperti tadi hanya saja pemain tidak boleh terlihat gigi. Bila gagal, ganti pemain lain.
◙ Benteng-Bentengan
Permainan bentengan adalah salah satu dari permainan tradisional. Di daerah lain permainan ini juga dikenal dengan nama rerebonan, prisprisan, omer, dan jek-jekan. Dalam permainan bentengan sekelompok anak-anak membagi diri menjadi dua kelompok yang akan saling berlawanan. Setelah terbentuk dua kelompok yang saling berhadapan, mereka mencari posisi masing-masing sebagai basis mereka atau yang di sebut dengan benteng. Biasanya sebuah tiang atau pilar. Permainan ini tidak menggunakan alat apa pun. Masing-masing benteng kedua belah pihak harus terletak agak berjauhan dan dapat dilihat oleh satu sama lain.
Biasanya permainan ini dimulai dengan majunya salah satu pemain daribentengan-1 salah satu benteng untuk menantang para pemain dari benteng lawannya. Pemain dari benteng lawannya akan maju untuk mengejar. Jika pemain dari benteng penantang ini dapat terkejar dan dapat disentuh oleh pemain lawan, maka pemain penantang dijadikan sebagai tawanan. Biasanya pemain penantang akan berlari menghindar atau kembali ke bentengnya sendiri. Teman-teman dari benteng penantang ini, akan mengejar pemain dari benteng lawan yang memburu tadi. Demikian seterusnya sehingga terjadi saling kejar mengejar antara pemain dari kedua benteng. Sering kali terjadi adalah salah satu benteng kehabisan pemain karena ditawan dan bentengnya dikepung oleh lawannya. Para pengepung ini, dapat membebaskan teman-temannya yang menjadi tawanan. Setelah dibebaskan, para mantan tawanan ini dapat turut mengepung benteng lawannya. Sisa pemain dari benteng yang terkepung, dapat mengejar para pengepung untuk mempertahankan bentengnya, atau balik mengirimkan penyerang ke benteng pengepung jika benteng para pengepung tidak ada penjaganya
◙ Gobag Sodor
Istilah permainan Gobag sodor dikenal di daerah jawa tengah , sedangkan di daerah lain seperti galah lebih dikenal di Kepulauan Natuna, sementara di beberapa daerah Kepulauan Riau lainnya dikenal dengan nama galah panjang. Di daerah Riau Daratan, permainan galah panjang ini disebut main cak bur atau main belon. Sedang di daerah jawa barat di kenal dengan nama Galah Asin atau Galasin.
gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang.
Cara melakukan permainan ini yaitu dengan membuat garis-garis penjagaan dengan kapur seperti lapangan bulu tangkis, bedanya tidak ada garis yang rangkap, Gobak sodor terdiri dari dua tim, satu tim terdiri dari tiga orang. Aturan mainnya adalah mencegat lawan agar tidak bisa lolos ke baris terakhir secara bolak-balik. Untuk menentukan siapa yang juara adalah seluruh anggota tim harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Anggota tim yang mendapat giliran “jaga” akan menjaga lapangan , caranya yang dijaga adalah garis horisontal dan ada juga yang menjaga garis batas vertikal. Untuk penjaga garis horisontal tugasnya adalah berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi seorang yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal maka tugasnya adalah menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.
Permainan ini sangat menarik, menyenangkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan. Kalau kita sudah lepas dari garis batas terakhir kita menjadi bebas merdekaa.. inilah yang kita tuju.. Nilai Spiritual dalam Permainan Gobak Sodor….Selain kebersamaan, kita juga bisa belajar kerja sama yang kompak antara satu penjaga dan penjaga lain agar lawan tidak lepas kendali untuk keluar dari kungkungan kita. Di pihak lain bagi penerobos yang piawai, disana masih banyak pintu-pintu yang terbuka apabila satu celah dirasa telah tertutup. Jangan putus asa apabila dirasa ada pintu satu yang dijaga, karena masih ada pintu lain yang siap menerima kedatangan kita, yang penting kita mau mau berusaha dan bertindak segera. Ingatlah bahwa peluang selalu ada, walaupun terkadang nilai probabilitasnya sedikit
◙ Patil Lele
Permainan ini juga dikenal dengan nama Gatrik, tak kadal, benthik. Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai tongkat berukuran kira kira 30 cm dan lainnya berukuran lebih kecil. Pertama potongan bambu yang kecil ditaruh diantara dua batu atau di atas lubang (luwokan) harus dipersiapkan di atas tanah lalu dipukul oleh tongkat bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin, pemukul akan terus memukul hingga beberapa kali sampai suatu kali pukulannya tidak mengena/luput/meleset dari bambu kecil tersebut. Setelah gagal maka orang berikutnya dari kelompok tersebut akan meneruskan. Sampai giliran orang terakhir. Biasanya setelah selesai maka kelompok lawan akan memberi hadiah berupa gendongan dengan patokan jarak dari bambu kecil yang terakhir hingga ke batu awal permainan dimulai tadi. Makin jauh, maka makin enak digendong dan kelompok lawan akan makin lelah menggendong.
◙ Main Engklek atau Engkek-Engkek
Sekelompok anak secara bergantian melemparkan gacuk pada gambar kotak-kotak di atas tanah, kemudian melompat-lompat dengan satu kaki mengelilingi kotak-kotak yang ada, dan berupaya secara sungguh-sungguh untuk memiliki kotak sebanyak-banyaknya. Barang siapa memiliki kotak paling banyak, maka dialah yang akan memenangkan permainan. Permainan ini disebut dengan sengklek, selain itu di nusantara mempunyai beraneka ragam nama diantaranya sunda manda, teklek. ingkling, sundamanda/sundah-mandah, jlong jling, lempeng, dampu, dan beberapa sebutan lainnya.
Cara bermainnya sederhana saja, cukup melompat menggunakan satu kaki disetiap petak-petak yang telah digambar sebelumnya di tanah.
Untuk dapat bermain, setiap anak harus berbekal gacuk yang biasanya berupa sebentuk pecahan genting alias kreweng, yang dalam permainan kreweng ini ditempatkan di salah satu petak yang tergambar di tanah dengan cara dilempar, petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak/ ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya.
Pemain yang menyelesaikan satu putaran terlebih dahulu, berhak memilih sebuah petak untuk dijadikan “sawah”, yang artinya di petak tersebut pemain yang bersangkutan dapat menginjak petak itu dengan dua kaki, sementara pemain lain tidak boleh menginjak petak itu selama permainan.
◙ Boy-boyan (boi-boian)
Permainan ini dikenal juga dengan nama Pecah Piring, Gebokan, dalam permainannya membutuhkan dua benda penting. Bola dan pecahan genteng atau yang sederajat untuk disusun keatas sehingga berbentuk menara. Bola bisa dibuat dari gabungan plastik dan kertas yang dibentuk sedimikian rupa sehingga menyerupai bola. Ada dua team yang dibentuk misal team A dan B, satu orang dari team A akan melemparkan bola ke arah tumpukan pecahan genteng, jika tumpukan tersebut berhasil di hancurkan, team A akan lari, menghindari terkenanya lemparan bola, dan berusaha menumpuk pecahan genteng. Sedangkan team B, berusaha menggagalkan team A untuk menyempurnakan tumpukan genteng dengan melempar bola ke arah badan team B. Jika team A terkena lemparan atau gagal menghancurkan tumpukan genteng, team B akan mendapat bagian melempar bola ke arah tumpukan genteng
◙ Dakon
Permainan dakon dikenal sebagai permainan tradisional masyarakat Jawa sekalipun permainan ini dikenal juga di daerah lain. Pada masa lalu permainan ini sangat lazim dimainkan oleh anak-anak bahkan remaja wanita. Tidak ada yang tahu mengapa permainan ini identik dengan dunia wanita. Menurut beberapa pendapat karena permainan ini identik atau berhubungan erat dengan manajemen atau pengelolaan keuangan. Pada masa lalu (bahkan hingga kini) kaum hawa disadari atau tidak berperanan penting dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Dakon dianggap menjadi sarana pelatihan terhadap pengelolaan atau manajemen keuangan tersebut. Untuk kaum adam mungkin permainan semacam ini dianggap terlalu feminine, kurang menantang, tidak memerlukan kegiatan otot dan pengerahan tenaga yang lebih banyak. Jadi, barangkali dianggap terlalu lembut.
Pada saat sekarang permainan dakon ini boleh dikatakan tidak ada lagi. Anak-anak putri sekarang lebih tertarik bermain boneka Barbie, melihat sinetron, atau bermainn play station. Permainan dakon barangkali dianggap telah kuno, ketinggalan zaman, atau bahkan dianggap udik.
Umumnya permainan dakon pada zaman dulu dilakukan di pendapa, beranda rumah, atau di bawah pohon yang rindang dengan terlebih dulu menggelar tikar. Untuk memulai permainan yang melibatkan dua orang ini, keduanya akan mengundi atau ping sut untuk menentukan siapa yang jalan duluan.
Lubang pada papan dakon berjumlah 16 buah. Masing-masing sisi papan dakon terdapat 7 buah lubang dan 2 buah lubang di masing-masing pojokan/ujung papannya. Untuk memainkannya biasanya diperlukan biji-bijian untuk isian lubang-lubangnya. Umumnya biji yang digunakan untuk permainan ini adalah biji buah sawo. Mengapa biji buah sawo ? Jawabannya adalah karena tanaman sawo umumnya terdapat di hampir semua pekarangan (depan) rumah-rumah Jawa di masa lalu, khususnya rumah-rumah orang yang cukup mampu. Lebih-lebih rumah ningrat yang memiliki pendapa. Kecuali itu butiran biji sawo tidak terlalu kecil untuk dicomot. Permukaannya licin sehingga cukup mudah untuk diluncurkan dari genggaman sekaligus cukup mudah juga untuk digenggam telapak tangan. Selain itu, biji buah sawo yang dinamakan kecik itu secara visual memang tampak lebih eksotik (barangkali).
Untuk permainan dakon yang juga dinamakan congklak itu diperlukan 98 buah biji sawo. Masing-masing sisi dakon yang memiliki 7 buah lubang itu diisi 7 buah biji untuk masing-masing lubangnya. Jadi, masing-masing pemain memiliki 49 buah biji kecik yang siap dijalankan. Sedangkan lubang di bagian ujung (pojok) dakon dikosongkan untuk menampung sisa biji ketika permainan dijalankan.
◙ Cublak-cublak suweng
Permainan ini dimainkan oleh minimal 3 orang. Diawali dengan hom pim pa. Yang kalah akan memposisikan badannya seperti sujud. Dan anak yang lain meletakkan telapak tangannya diatas punggung pak empo dan menghadap ke atas. Satu anak akan memutar kerikil dari telapak satu ke telapak yang lain sambil menanyikan lagu berikut :
cublak-cublak suweng suwenge ting gelenter mambu ketundung gudel pak empo lera- lere sapa ngguyu ndelikake sir-sir pong dele kopong sir-sir pong dele kopong.
Satu anak akan menyembunyikan kerikil tersebut. Setelah lagu selesai, pak empo akan mencari dan menebak orang yang menyembunyikan suweng alias kerikil. Anak yang lain berusaha mengecoh dengan menggenggam erat. Jika tebakan benar, pak empo akan digantikan perannya oleh anak pemegang kerikil. Jika salah, permainan diulang sekali lagi dengan pak empo yang sama.
◙ Main Karet
Permainan ini sudah tidak asing lagi tentunya, karena permainan lompat tali ini bisa di temukan hampir di seluh indonesia meskipun dengn nama yang berbeda-beda. permainan lompat tali ini biasanya identik dengan kaum perempuan. tetapi juga tidak sedikit anak laki-laki yang ikut bermain.
Permainan ini tergolong sederhana karena hanya melompati anyaman karet dengan ketinggian tertentu. Jika pemain dapat melompati tali-karet tersebut, maka ia akan tetap menjadi pelompat hingga merasa lelah dan berhenti bermain. Namun, apabila gagal sewaktu melompat, pemain tersebut harus menggantikan posisi pemegang tali hingga ada pemain lain yang juga gagal dan menggantikan posisinya.
Ada beberapa ukuran ketinggian tali karet yang harus dilompati, yaitu: (1) tali berada pada batas lutut pemegang tali; (2) tali berada sebatas (di) pinggang (sewaktu melompat pemain tidak boleh mengenai tali karet sebab jika mengenainya, maka ia akan menggantikan posisi pemegang tali; (3) posisi tali berada di dada pemegang tali (pada posisi yang dianggap cukup tinggi ini pemain boleh mengenai tali sewaktu melompat, asalkan lompatannya berada di atas tali dan tidak terjerat); (4) posisi tali sebatas telinga; (5) posisi tali sebatas kepala; (6) posisi tali satu jengkal dari kepala; (7) posisi tali dua jengkal dari kepala; dan (8) posisi tali seacungan atau hasta pemegang tali.
Begitu kaya warisan nenek moyang kita akan permainan/dolanan yang tidak hanya bersenang senang namun banyak sekali hikmah didalamnya yang mendidik dan dapat dijadikan pelajaran.
Permainan/dolanan lainnya:
bermain enggrang |
bermain gasing |
bermain ketapel |
Sentokan |
Bermain layangan |
main ulo-uloan/ular naga |
Referensi:
internet --------------------------------------
ditulis
The Waterfall in Love - Air Terjun Coban Waru Pasuruan
The Waterfall in Love adalah nama keren dari Coban Waru. Coban Waru ini
merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki desa Nongkojajar yang
berada diantara dua desa yaitu Wonosari dan Kayukebek, atau satu jam
perjalanan dari pasar Nongkojajar Pasuruan.
Tempat ini sangat cocok untuk melepaskan kepenatan dari aktivitas kita sehari-hari. Kondisi alamnya yang masih perawan dan udaranya yang sejuk akan membuat kita merasa lebih tenang dan tidak ingin beranjak dari tempat ini. Anda pasti bingung untuk memilih tempat yang cocok untuk berfoto-foto karena semua lokasi yang mengelilingi air terjun ini begitu indah…Coban Waru memiliki ketinggian sekitar 25 meter. Curah hujan di kawasan ini rata-rata 1.800 mm/th dengan bulan basah antara November sampai Maret dan bulan kering antara bulan April hingga Oktober yang mencapai suhu sekitar 22°C.
Coban Waru sangat cocok dikunjungi jika anda ingin merasakan keasrian dan keelokan alam yang masih perawan disertai dinginnya aliran air terjun dan suara gemericik air yang menambah keindahan air terjun setinggi 75 meter ini.
Tempat ini sangat cocok untuk melepaskan kepenatan dari aktivitas kita sehari-hari. Kondisi alamnya yang masih perawan dan udaranya yang sejuk akan membuat kita merasa lebih tenang dan tidak ingin beranjak dari tempat ini. Anda pasti bingung untuk memilih tempat yang cocok untuk berfoto-foto karena semua lokasi yang mengelilingi air terjun ini begitu indah…Coban Waru memiliki ketinggian sekitar 25 meter. Curah hujan di kawasan ini rata-rata 1.800 mm/th dengan bulan basah antara November sampai Maret dan bulan kering antara bulan April hingga Oktober yang mencapai suhu sekitar 22°C.
Coban Waru sangat cocok dikunjungi jika anda ingin merasakan keasrian dan keelokan alam yang masih perawan disertai dinginnya aliran air terjun dan suara gemericik air yang menambah keindahan air terjun setinggi 75 meter ini.
Akses Menuju Nongkojajar
Jalan menuju lokasi Kecamatan Tutur Nongkojajar sangat mudah dan lancar, dengan didukung panorama pedesaan dan pegunungan yang sangat khas dan alami. Kondisi jalannya sangat mulus, meski cukup berkelok. Jarak dari Surabaya sekitar 80 kilometer. Bila dari Kota Malang dapat ditempuh dalam waktu sekitar satu setengah jam perjalanan. Bila rute perjalanan dari arah Surabaya-Malang, begitu sampai di Jalan Raya Purwodadi, kita akan menemui petunjuk pertama berupa baliho besar di sisi barat jalan dengan arah panah menuju lokasi. Dari situ lokasi sudah berjarak sekitar 20 kilometer ditempuh dengan kendaraan pribadi. Dari titik itupula juga tersedia angkutan umum. Setelah itu nanti kita ikuti saja jalur jalan raya, dan tak perlu tersesat. Tanda bila kita telah sampai di Kecamatan Tutur Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan, yaitu dengan adanya tanda di gapura desa berupa tulisan Selamat Datang di Nongkojajar.
Jalan menuju lokasi Kecamatan Tutur Nongkojajar sangat mudah dan lancar, dengan didukung panorama pedesaan dan pegunungan yang sangat khas dan alami. Kondisi jalannya sangat mulus, meski cukup berkelok. Jarak dari Surabaya sekitar 80 kilometer. Bila dari Kota Malang dapat ditempuh dalam waktu sekitar satu setengah jam perjalanan. Bila rute perjalanan dari arah Surabaya-Malang, begitu sampai di Jalan Raya Purwodadi, kita akan menemui petunjuk pertama berupa baliho besar di sisi barat jalan dengan arah panah menuju lokasi. Dari situ lokasi sudah berjarak sekitar 20 kilometer ditempuh dengan kendaraan pribadi. Dari titik itupula juga tersedia angkutan umum. Setelah itu nanti kita ikuti saja jalur jalan raya, dan tak perlu tersesat. Tanda bila kita telah sampai di Kecamatan Tutur Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan, yaitu dengan adanya tanda di gapura desa berupa tulisan Selamat Datang di Nongkojajar.
Nama Nongkojajar sebenarnya diambil dari kata “nongko” yang berarti
nangka dan “jajar” yang berati berdampingan/berderet. Konon dahulu kala,
daerah ini memiliki pohon nangka yang letaknya berjajar sehingga
orang-orang menyebutnya dengan Nongkojajar. Nongkojajar masuk diwilayah
kecamatan Tutur, Pasuruan, Jawa Timur.
Untuk menegaskan bahwa Nongkojajar saat ini sedang merintis agrowisata, maka dibentuklah Nongkojajar Tourism Information Centre (NTIC) yang merupakan pusat informasi untuk turis baik turis domestik maupun mancanegara. Di NTIC ini kita dapat meminta informasi tentang wisata di Nongkojajar serta dilengkapi dengan fasilitas internet. NTIC membagi musim kunjungan menjadi 3, yaitu :
Fresh Green Season yaitu pada bulan Januari sampai akhir April, bagi para penggemar durian dapat menikmati durian sepuasnya.
Summer Sunrise pada bulan Mei sampai akhir Agustus, kita dapat menikmati manisnya strawberry dan kehangatan sinar matahari yang dipadu dengan sejuknya udara pegunungan bebas polusi.
Winter Fogs Season dibulan September hingga Desember, kita dapat menambah pengalaman dengan ikut memanen dan melihat pengolahan kopi secara tradisional. Nikmati juga seduhan kopi hangat ditengah selimut kabut Nongkojajar.
Untuk menegaskan bahwa Nongkojajar saat ini sedang merintis agrowisata, maka dibentuklah Nongkojajar Tourism Information Centre (NTIC) yang merupakan pusat informasi untuk turis baik turis domestik maupun mancanegara. Di NTIC ini kita dapat meminta informasi tentang wisata di Nongkojajar serta dilengkapi dengan fasilitas internet. NTIC membagi musim kunjungan menjadi 3, yaitu :
Fresh Green Season yaitu pada bulan Januari sampai akhir April, bagi para penggemar durian dapat menikmati durian sepuasnya.
Summer Sunrise pada bulan Mei sampai akhir Agustus, kita dapat menikmati manisnya strawberry dan kehangatan sinar matahari yang dipadu dengan sejuknya udara pegunungan bebas polusi.
Winter Fogs Season dibulan September hingga Desember, kita dapat menambah pengalaman dengan ikut memanen dan melihat pengolahan kopi secara tradisional. Nikmati juga seduhan kopi hangat ditengah selimut kabut Nongkojajar.
Sumber: http://seputar-pasuruan.blogspot.com/2011/06/waterfall-in-love-air-terjun-coban-waru.html
Langganan:
Postingan (Atom)